Jumat, 17 Februari 2012

Aku dan Pertemuan Singkat


14 Juli 2010,Tahun ajaran baru pun datang.Yang semula aku di kelas 8,sekarang aku mulai memasuki paling ki kelas baru,kelas tertinggi di sekolah menengah pertama. Oh iya,perkenalkan nama ku Rahma dan sekarang aku masuk di kelas baruku 9dhe,akan aku diskripsikan kelas baruku,tidak nyaman,kotor dan emm..teman-teman baruku yang kurang ramah,mungkin aku masih baru disini dan aku belum mengenal suasana kelasku. Salah satu yang bernama Radit,irang yang pertama kali aku lihat dan aku sudah benci kepadanya,namun sebenarnya orangnya baik dan..akhirnya aku jatuh cinta kepadanya.Saat-saat pertama aku jalani dengan penuh paksaan dan kebencian. Aku hanya diam dan membisu karena aku tak suka berada disini.
Satu bulan aku lalui,aku sadar bahwa semua penilaianku salah. Sebenarnya teman-temanku sangat friendly dan mereka sangat seru,apalagi kami satu kelas berbeda suku. Dan ketua kelasku sangat baik dan bertanggung jawab terhadap kelasnya. Kelasku sangat bersih dan saat kelasku mengikuti lomba K3 kelasku mendapat juara 1 dan itu membuat kami semua bahagia tak terkira. Dan satu lagi yang aku suka dari ketua kelasku,dia sangat rajin sekali beribadah,sangat mengerti hukum agama dan itu semua membuat aku iri. Saat itulah hatiku merasakan hal yang sangat tak kuduga tapi tak ku gubris.
Saat ini aku sedang dekat dengan ketua kelasku itu,kita berdua sering bercanda,tertawa dan bercerita tentang hal-hal yang lucu. Satu hal yang kuingat darinya adalah cita-citanya yang begitu tinggi sampai dia mengambil sekolah di Ponpes Gontor yaitu menjadi Gubernur Bank Indonesia. Sejak saat itu teman-temanku memanggilnya dengan GUB BI lucu sekali. Pernah suatu saat Radit mencoba memakai kacamataku dan dia bertanya apa aku uda mirip sama Afgan ? tentu saja aku menjawab dengan tertawa terpingkal-terpingkal dan aku jawab iya deh uda mirip sama Afgan. Itulah panggilan ku terhadapnya Afgan.
Bulan Oktober ini aku sangat sibuk,karena saat ini kami kelas 9 akan mengikuti Ujian Nasional,mulai dari tugas menumpuk pr menumpuk dan adanya jam tambahan saat pagi maupun siang. Nah.. saat siang Radit mengajak aku dan teman-teman yang lain untuk beribadah dan Raditlah yang menjadi imamnya,sungguh hal yang selama ini aku inginkan dari seorang cowok selalu beribadah dan tidak lupa terhadap Tuhannya. Di jaman yang modern ini sangat susah mencari orang seperti itu dan semua itu membuat rasaku semakin cinta dan rasa ini mulai nyata ada di dalam hati,semenjak itu dan akhirnya aku jatuh cinta kepada ketua kelasku itu. Kusembunyikan rasaku itu dan sampai sekarang pun aku tak pernah mengungkapkan semua rasa cinta dan tak akan terungkapkan.
Ujian Semester pertama pun datang,hari pertama ku tempuh dengan bahagia tak terkira selain aku sebentar lagi akan meninggalkan SMP,dibelakangku sesosok laki-laki yang bernama Radit duduk didepan bangkuku dan itu membuatku sangat bahagia terlebih saat matematika yang diujikan karena aku sangat benci dan dia sangat pintar di bidang tersebut dan akhirnya aku mencontek Radit. 9dhe tak seaneh dulu dan serius aku suka sekali hidup disana dan wali kelasku yang sangat-sangat baik kepada kami anak 9dhe dan tak pernah mengeluh tentang kami apalagi sikapku yang cerewet malah dianggapnya positif karena cerewet bukan segalanya negatif karena cerewet bikin kita punya banyak teman dan mudah berbicara kepada sebayanya,itu kata beliau yang selalu memberikan motivasi untuk kami semua hingga di akhir perjalanan kita. Kami sayang sekali kepada guru kami yang mengajar mata pelajaran IPS itu sayang melebihi sayang terhadap pacar kita sendiri.
Bulan pun berganti try out demi try out kami jalani,dan aku pun jauh dari radit karena bangku kami diacak oleh panitia Ujian Nasional di SMPku,sangat menyebalkan. Saat selesai kita kembali ke kelas masing-masing dan aku kembali kekelas terlebih dahulu karena aku ingin duduk di depan Radit,saat temanku Lika akan duduk di belakangku aku sengaja tidak memperbolehkannya,ya karena alasan aku ingin didekatnya. Saat-saat bersamanya mungkin akan selalu kukenang didalam impian dan memori ingatan hatiku yang sangat-sangat ingin lebih dari seorang teman,namun semua itu hanya impian dan cita yang tak pernah terwujud dan hanya dalam cerita dongeng yang selalu kubuat saat malam sebelum aku memejamkan mata.
Bulan yang ternyata aku tunggu-tunggu akhirnya datang,namun berita yang ak ingin aku dengar pun datang,sebuah kecelakaan di pertigaan dekat rumah terjadi dan korbannya adalah ayahku sendiri,hari itu hari Sabtu,23 April 2011.aku dan ibuku cepat-cepat ke rumahsakit dimana ayahku dirawat dan berita itu datang lagi,kaki kanan ayahku patah dan harus dirujuk ke rumah sakit khusu tulang di Solo. Betapa terkejutnya aku,sebelum itu ayahku sangat sehat dan tak ada firasat aneh menghampiri,sebelum aytahku pergi ke Solo aku sempat menangis dipelukan ayahku meminta doa restu agar saat ujian nasional yang akan diselenggarakan 2 hari lagi itu berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal. Setiap malam aku selalu ditelfon oleh ibuku yang turut serta ayahku itu agar aku tidak lupa sholat dan selalu belajar.
Hari pertama ujian dimulai,pagi hari sebelum aku berangkat aku sempat menangis karena pagi ini aku sendiri,tak ada yang menemani saat ujian,dan aku tak bersalaman seperti pagi-pagi saat aku berangkat sekolah. Saat mata pelajaran matematika yang diujikan,aku pasrah kepada Yang Maha Kuasa,dan meminta petunjuknya agar aku dapat mengerjakan soal-soal tersebut,benar saja saat aku menerima hasil UN itu matematikalah yang mendapatkan jelek 3mata pelajaran mendapatkan 8,hanya satu matematika yaitu 6,sungguh semua itu hasil kerja kerasku sendiri dan tanpa orang tua dirumah,sungguh menyedihkan.
Semua hari itu telah selesai dan ayahpun kaembali kerumah kami tercinta,namun sungguh menyedihkan,ayahku semakin kurus tak mau berbicara dan selalu murung sampai-sampai setelah aku UN tidak mausk sekolah selama seminngu untuk mengurusi rumah dan ibu mengurusi ayahku.sungguh saat-saat yang menyedihkan sebelum tidur saja aku selalu menangis.
Rabu,3 Mei 2011 untuk terakhir kalinya aku melihat seoarang yang aku saying itu,yah dengan senyumannya yang khas dia menyapaku dan menatapku dengan lembut,namun tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Aku hanya bersikap biasa saja seolah tak ada apa-apa. Namun sesuatu terjadi Sabtu,7 Mei 2011 saat itu hari ulang tahunnya dan aku rela-rela pergi ke sekolah untuk mengucapkan sesuatu,tapi dewi fortuna dan dewi cinta tak berpihak kepadaku,Radit tidak ada di sekolah,dia tak datang ke sekolah dan aku Tanya kepada temanku yang ada dikelasku,”Radit mana?kok nggak masuk?hari ini kan dia ulang tahun.”  Dan temanku menjawab dengan nada yang sangat aneh “Kan dia udah berangkat ke Gontor tadi Pagi,kemaren Kamis dia udah pamitan sama Bu ani,sama kita juga,kamu nggak tahu yah ?” tersentaklah aku,galau,karena di hari spesialnya ini dia pergi untuk sekolah di kota yang sangat jauh dan tanpa berpamitan kepadaku. Sungguh hari itu aku menangis sendirian dikamar,menangisi semua kenangan indah bersama.
Satu hal yang menjadi kenanganku dihari itu senyumannya yang indah dengan sepasang mata coklat memandangku untuk yang terakhir kali. Sungguh menyesal karena aku belum mengatakan yang sesungguhnya bahwa “Aku sayang Radit”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar