14
Juli 2010,Tahun ajaran baru pun datang.Yang semula aku di kelas 8,sekarang aku
mulai memasuki paling ki kelas baru,kelas tertinggi di sekolah menengah
pertama. Oh iya,perkenalkan nama ku Rahma
dan sekarang aku masuk di kelas baruku 9dhe,akan aku diskripsikan kelas
baruku,tidak nyaman,kotor dan emm..teman-teman baruku yang kurang ramah,mungkin
aku masih baru disini dan aku belum mengenal suasana kelasku. Salah satu yang
bernama Radit,irang yang pertama kali aku lihat dan aku sudah benci
kepadanya,namun sebenarnya orangnya baik dan..akhirnya aku jatuh cinta
kepadanya.Saat-saat pertama aku jalani dengan penuh paksaan dan kebencian. Aku
hanya diam dan membisu karena aku tak suka berada disini.
Satu
bulan aku lalui,aku sadar bahwa semua penilaianku salah. Sebenarnya
teman-temanku sangat friendly dan
mereka sangat seru,apalagi kami satu kelas berbeda suku. Dan ketua kelasku
sangat baik dan bertanggung jawab terhadap kelasnya. Kelasku sangat bersih dan saat
kelasku mengikuti lomba K3 kelasku mendapat juara 1 dan itu membuat kami semua
bahagia tak terkira. Dan satu lagi yang aku suka dari ketua kelasku,dia sangat
rajin sekali beribadah,sangat mengerti hukum agama dan itu semua membuat aku
iri. Saat itulah hatiku merasakan hal yang sangat tak kuduga tapi tak ku gubris.
Saat
ini aku sedang dekat dengan ketua kelasku itu,kita berdua sering
bercanda,tertawa dan bercerita tentang hal-hal yang lucu. Satu hal yang kuingat
darinya adalah cita-citanya yang begitu tinggi sampai dia mengambil sekolah di Ponpes Gontor yaitu menjadi Gubernur Bank Indonesia. Sejak saat itu
teman-temanku memanggilnya dengan GUB BI
lucu sekali. Pernah suatu saat Radit mencoba memakai kacamataku dan dia
bertanya apa aku uda mirip sama Afgan ?
tentu saja aku menjawab dengan tertawa terpingkal-terpingkal dan aku jawab iya deh uda mirip sama Afgan. Itulah
panggilan ku terhadapnya Afgan.
Bulan
Oktober ini aku sangat sibuk,karena saat ini kami kelas 9 akan mengikuti Ujian
Nasional,mulai dari tugas menumpuk pr menumpuk dan adanya jam tambahan saat
pagi maupun siang. Nah.. saat siang Radit
mengajak aku dan teman-teman yang lain untuk beribadah dan Raditlah yang
menjadi imamnya,sungguh hal yang selama ini aku inginkan dari seorang cowok
selalu beribadah dan tidak lupa terhadap Tuhannya. Di jaman yang modern ini
sangat susah mencari orang seperti itu dan semua itu membuat rasaku semakin
cinta dan rasa ini mulai nyata ada di dalam hati,semenjak itu dan akhirnya aku
jatuh cinta kepada ketua kelasku itu. Kusembunyikan rasaku itu dan sampai
sekarang pun aku tak pernah mengungkapkan semua rasa cinta dan tak akan
terungkapkan.
Ujian Semester pertama pun datang,hari pertama ku
tempuh dengan bahagia tak terkira selain aku sebentar lagi akan meninggalkan
SMP,dibelakangku sesosok laki-laki yang bernama Radit duduk didepan bangkuku
dan itu membuatku sangat bahagia terlebih saat matematika yang diujikan karena
aku sangat benci dan dia sangat pintar di bidang tersebut dan akhirnya aku
mencontek Radit. 9dhe tak seaneh dulu dan serius aku suka sekali hidup disana
dan wali kelasku yang sangat-sangat baik kepada kami anak 9dhe dan tak pernah
mengeluh tentang kami apalagi sikapku yang cerewet malah dianggapnya positif
karena cerewet bukan segalanya negatif karena cerewet bikin kita punya banyak
teman dan mudah berbicara kepada sebayanya,itu kata beliau yang selalu
memberikan motivasi untuk kami semua hingga di akhir perjalanan kita. Kami
sayang sekali kepada guru kami yang mengajar mata pelajaran IPS itu sayang
melebihi sayang terhadap pacar kita sendiri.
Bulan pun berganti try out demi try out kami
jalani,dan aku pun jauh dari radit karena bangku kami diacak oleh panitia Ujian
Nasional di SMPku,sangat menyebalkan. Saat selesai kita kembali ke kelas
masing-masing dan aku kembali kekelas terlebih dahulu karena aku ingin duduk di
depan Radit,saat temanku Lika akan duduk di belakangku aku sengaja tidak
memperbolehkannya,ya karena alasan aku ingin didekatnya. Saat-saat bersamanya
mungkin akan selalu kukenang didalam impian dan memori ingatan hatiku yang
sangat-sangat ingin lebih dari seorang teman,namun semua itu hanya impian dan
cita yang tak pernah terwujud dan hanya dalam cerita dongeng yang selalu kubuat
saat malam sebelum aku memejamkan mata.
Bulan yang ternyata aku tunggu-tunggu akhirnya
datang,namun berita yang ak ingin aku dengar pun datang,sebuah kecelakaan di
pertigaan dekat rumah terjadi dan korbannya adalah ayahku sendiri,hari itu hari
Sabtu,23 April 2011.aku dan ibuku cepat-cepat ke rumahsakit dimana ayahku
dirawat dan berita itu datang lagi,kaki kanan ayahku patah dan harus dirujuk ke
rumah sakit khusu tulang di Solo. Betapa terkejutnya aku,sebelum itu ayahku
sangat sehat dan tak ada firasat aneh menghampiri,sebelum aytahku pergi ke Solo
aku sempat menangis dipelukan ayahku meminta doa restu agar saat ujian nasional
yang akan diselenggarakan 2 hari lagi itu berjalan dengan lancar dan
mendapatkan hasil yang maksimal. Setiap malam aku selalu ditelfon oleh ibuku
yang turut serta ayahku itu agar aku tidak lupa sholat dan selalu belajar.
Hari pertama ujian dimulai,pagi hari sebelum aku
berangkat aku sempat menangis karena pagi ini aku sendiri,tak ada yang menemani
saat ujian,dan aku tak bersalaman seperti pagi-pagi saat aku berangkat sekolah.
Saat mata pelajaran matematika yang diujikan,aku pasrah kepada Yang Maha
Kuasa,dan meminta petunjuknya agar aku dapat mengerjakan soal-soal
tersebut,benar saja saat aku menerima hasil UN itu matematikalah yang
mendapatkan jelek 3mata pelajaran mendapatkan 8,hanya satu matematika yaitu
6,sungguh semua itu hasil kerja kerasku sendiri dan tanpa orang tua
dirumah,sungguh menyedihkan.
Semua hari itu telah selesai dan ayahpun kaembali
kerumah kami tercinta,namun sungguh menyedihkan,ayahku semakin kurus tak mau
berbicara dan selalu murung sampai-sampai setelah aku UN tidak mausk sekolah
selama seminngu untuk mengurusi rumah dan ibu mengurusi ayahku.sungguh
saat-saat yang menyedihkan sebelum tidur saja aku selalu menangis.
Rabu,3 Mei 2011 untuk terakhir kalinya aku melihat
seoarang yang aku saying itu,yah dengan senyumannya yang khas dia menyapaku dan
menatapku dengan lembut,namun tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Aku
hanya bersikap biasa saja seolah tak ada apa-apa. Namun sesuatu terjadi Sabtu,7
Mei 2011 saat itu hari ulang tahunnya dan aku rela-rela pergi ke sekolah untuk
mengucapkan sesuatu,tapi dewi fortuna dan dewi cinta tak berpihak
kepadaku,Radit tidak ada di sekolah,dia tak datang ke sekolah dan aku Tanya
kepada temanku yang ada dikelasku,”Radit
mana?kok nggak masuk?hari ini kan dia ulang tahun.” Dan temanku menjawab dengan nada yang sangat
aneh “Kan dia udah berangkat ke Gontor
tadi Pagi,kemaren Kamis dia udah pamitan sama Bu ani,sama kita juga,kamu nggak
tahu yah ?” tersentaklah aku,galau,karena di hari spesialnya ini dia pergi
untuk sekolah di kota yang sangat jauh dan tanpa berpamitan kepadaku. Sungguh
hari itu aku menangis sendirian dikamar,menangisi semua kenangan indah bersama.
Satu hal yang menjadi kenanganku dihari itu senyumannya
yang indah dengan sepasang mata coklat memandangku untuk yang terakhir kali.
Sungguh menyesal karena aku belum mengatakan yang sesungguhnya bahwa “Aku sayang Radit”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar